“Pengguna memakai Google Search untuk mencari konten yang berkualitas, bukan konten yang spammy. Jadi penting sekali bagi kita sebagai penggiat SEO untuk mempertimbangkan sisi user, bukan hanya mengutamakan mesin pencarian saja,” kata Webmaster Outreach Strategist Google Asia Pasifik Aldrich Christopher.
Sementara itu, berdasarkan data mencatat bahwa lalu lintas pencarian dan trafik internet paling banyak sekarang ini berasal dari perangkat mobile.
Oleh sebab itu, pelaku SEO disinggung Aldrich harus mulai mempertimbangkan faktor ini dalam menyediakan konten dan menerapkan strategi optimasi pada mesin pencarian.
Pelaku SEO disinggung Aldrich harus dapat memastikan tentang ketersediaan situs web dalam versi mobile terlebih dahulu, setelah itu lalu memperhatikan perkembangan situs versi web, kendati keduanya disebut tetap harus tersedia dan dikelola dengan baik.
Selain itu, penggiat SEO juga harus dapat memastikan bahwa konten situs yang pertama ditemukan oleh mesin algoritma Google Search adalah situs yang versi mobile, sehingga nantinya bisa disimpan pada perpustakaan mesin pencari Google.
Walaupun demikian, pelaku SEO juga perlu memastikan bahwa konten yang terdapat pada situs versi mobile dan versi web sama, dengan desain yang memiliki kesamaan juga secara garis besar. Hanya saja, desain situs versi mobile harus memiliki tampilan yang lebih responsif dan dan menyesesuaikan.
Kecepatan dalam memuat situs ikut menjadi faktor yang harus diperhatikan pelaku SEO saat menerapkan strategi optimasi mesin pencarian ini. Sebab, 53 persen pemakai internet di Indonesia hanya punya rentang waktu untuk bersabar selama tiga detik, hingga akhirnya keluar dari situs mobile.
Maka dari itu, untuk dapat mengoptimalkan kecepatan situs, pelaku SEO harus mengutamakan konten yang dinilai terlihat, mengoptimasi gambar, membuang render-blocking JavaScript dan CCS, mengompres sumber, menghidupkan kompresi, serta memperbaiki waktu respon server.
Selain itu, penyebab yang juga harus menjadi perhatian pelaku SEO adalah keamanan dengan memanfaatkan fitur enkripsi, sehingga diklaim akan lebih aman dari serangan penyadap (hacker), melindungi data agar tidak bisa diubah, serta menerapkan otentikasi sebagai bukti bahwa komunikasi situs tidaklah berbahaya.
Agar dapat melindungi situs, pelaku SEO bisa mengaktifkan fitur verifikasi dua langkah, melakukan update pada sistem dan juga plug-in, verifikasi situs pada layanan Search Console, membuat backup secara berkala, serta menerapkan solusi perbaikan dan praktik terbaik demi keamanan.
Pelaku SEO juga harus memastikan bahwa situs memakai protokol aplikasi https, dan bukan menggunakan http. Sebab, saat ini protokol aplikasi http dinilai Google sudah tidak aman lagi karena tidak melalui proses enkripsi terlebih dahulu, hingga akhirnya yang dimunculkan pada bar alamat di halaman browser ditetapkan sebagai situs yang tidak aman.